Kamis, 13 Juni 2013
6 MASA PENCIPTAAN
Untuk sekian lamanya
Jiwa yang penuh hikmat nan indah
Diiringi sipuan senyum surga
Dengan sepenuh hatinya untukku
Namun datanglah saat dimana tangan ini
Merangkai dosa sejak hari penciptaan
Sampai surga menghempaskan diriku
Dalam keadaan hina lagi terkutuk
Apakah kejahatan malam membuat jiwa ini
Terhampar seperti puing-puing bintang
Yang jatuh kepermukaan bumi…?
Apakah karena seluruh dosa telah diwariskan
Kepada seluruh anak cucu Adam…?
Apakah karena Isrofil yang masih menunggu
Hari yang dijanjikan untuk meniup sangkalanya…?
Atau apakah karena Jibriel tidak lagi
Diutus menurunkan wahyu setelah kenabian
Telah usai…?
Aku hendak naik ke langit
Aku hendak mendirikan takhta
Mengatasi bintang-bintang Tuhan
Aku hendak duduk diatas bukit pertemuan
Aku hendak naik mengatasi awan-awan
Aku hendak menyamai Yang Maha Tinggi
PUISI PAMUNGKAS ARYA DWIPANGGA
Burung merak melayang menyelinap ke istana awan……………
Ditahtanya di rentangkan sayap……………
Dari dadanya semburat sinar rembulan……………
kidung pamungkas
™
Aku datang dari balik kegelapan,
Aku terbang bagaikan elang,
Kan kuseberangi samudra darah,
kan kubuat dunia menjadi merah………
Senin, 01 Oktober 2012
TERLALU DALAM ENGKAU TERLUKA
Aku tak tega melihat air matamu..
Membasahi hati dan pipimu ,
Terlalu dalam engkau terluka
Hingga tak ada lagi..
Senyuman ..yang tersisa di bibirmu
Ingin ku balut lukamu..
Dengan kasih dan sayangku ,
Tetapi aku takut , membuka luka yang baru ,
Karena kau teramat rapuh ..
Oleh kenyataan yang terjadi
Cinta bila tak berjalan semestinya..
Berbalut dengan kemunafikan ,
Dan berhias nafsu keinginan
Hanyalah seperti sembilu ,
Datang memberi keletihan
Dan pergi meninggalkan luka
Yang teramat pedih..
Dan mungkin tak bisa di redamkan
Kau begitu menyentuh rasaku..
Tetapi tak mungkin aku membalutnya..
Karena kau , teramat rapuh..
Oleh cinta , yang begitu dalam menusukmu ,
Sehingga semua nada , bagimu..
Adalah kepedihan
Membasahi hati dan pipimu ,
Terlalu dalam engkau terluka
Hingga tak ada lagi..
Senyuman ..yang tersisa di bibirmu
Ingin ku balut lukamu..
Dengan kasih dan sayangku ,
Tetapi aku takut , membuka luka yang baru ,
Karena kau teramat rapuh ..
Oleh kenyataan yang terjadi
Cinta bila tak berjalan semestinya..
Berbalut dengan kemunafikan ,
Dan berhias nafsu keinginan
Hanyalah seperti sembilu ,
Datang memberi keletihan
Dan pergi meninggalkan luka
Yang teramat pedih..
Dan mungkin tak bisa di redamkan
Kau begitu menyentuh rasaku..
Tetapi tak mungkin aku membalutnya..
Karena kau , teramat rapuh..
Oleh cinta , yang begitu dalam menusukmu ,
Sehingga semua nada , bagimu..
Adalah kepedihan
TERIRIS LUKA
Ditengah malam syahdu nan pekat
Ku teringat pada mu, bayangmu
Selalu melintas di kelopak mataku
Ku coba untuk melupakanmu
Namun bayang mu, trus menghampiriku
Sunyiku kau tabur bunga rindu
Kau bagai angin yang sejukkan
Jiwa ragaku…
Namun kini, sia-sia sudah mahligai cintaku
Mimpi indah tiada lagi, sirna terbakar
Kayu arang abu…
Ku coba bertanya pada malam
Dia membisu
Angin berlalupun, tak memberikan
Jawaban,,
Hanya satu yang terucap
Mengapa aku mencintaimu…
Dan mengapa aku terlahir untuk terluka…
Ku sadar, cinta tak harus memiliki
Tapi ku tak bisa, ku tak rela
Mungkin ada yang lebih dariku….
Sampai datang masa pertemukan kita
Untuk kembali, atau terpisah selamanya…
Sungguh hina diriku
Mencintai orang yang tak mencintai ku
Dan takkan pernah menyayangiku..
Mengapa aku di pertemukan denganmu
Musim gugur dihatiku…
Seakan tumbuh bersemi
Titian cintaku pupus begitu saja
Tiadakah iba dihati mu…
Tiadakah rasa ntuk ku….
Kau berlalu menuju impian mu yang baru..
Rinduku sudah kau lara…
Sayang ku kini t’lah kau buang
Mungkinkah aku tercipta
Hanya untuk disakiti dan dihina???
Apakah ini suatu cobaan untukku??
Apakah ini suatu goresan hati yang luka??
Yang tak bisa sembuh
Walau penawar vdari mana pun…
Semoga kau bahagia
Tanpa sosok bayanganku…
Ku teringat pada mu, bayangmu
Selalu melintas di kelopak mataku
Ku coba untuk melupakanmu
Namun bayang mu, trus menghampiriku
Sunyiku kau tabur bunga rindu
Kau bagai angin yang sejukkan
Jiwa ragaku…
Namun kini, sia-sia sudah mahligai cintaku
Mimpi indah tiada lagi, sirna terbakar
Kayu arang abu…
Ku coba bertanya pada malam
Dia membisu
Angin berlalupun, tak memberikan
Jawaban,,
Hanya satu yang terucap
Mengapa aku mencintaimu…
Dan mengapa aku terlahir untuk terluka…
Ku sadar, cinta tak harus memiliki
Tapi ku tak bisa, ku tak rela
Mungkin ada yang lebih dariku….
Sampai datang masa pertemukan kita
Untuk kembali, atau terpisah selamanya…
Sungguh hina diriku
Mencintai orang yang tak mencintai ku
Dan takkan pernah menyayangiku..
Mengapa aku di pertemukan denganmu
Musim gugur dihatiku…
Seakan tumbuh bersemi
Titian cintaku pupus begitu saja
Tiadakah iba dihati mu…
Tiadakah rasa ntuk ku….
Kau berlalu menuju impian mu yang baru..
Rinduku sudah kau lara…
Sayang ku kini t’lah kau buang
Mungkinkah aku tercipta
Hanya untuk disakiti dan dihina???
Apakah ini suatu cobaan untukku??
Apakah ini suatu goresan hati yang luka??
Yang tak bisa sembuh
Walau penawar vdari mana pun…
Semoga kau bahagia
Tanpa sosok bayanganku…
AKU PERGI
Setelah melintasi waktu bersimbah pesonamu
Kini semua terasa tiada Makna yang terendap lama
Dan mendekam dalam gugusan matahari
Tak lagi bisa kuraba
Semua seperti kembali kosong
Harapanku akanmu,Seperti menemui titik penghabisannya
Apa gerangan yg terjadi?
Tiba-tiba aku enggan mengumbar rinduku
Tiba-tiba aku ingin berhenti mencintaimu
Mungkinkah karena sikapmu yg makin lama tak lagi membiusku
Perlahan menghilang di balik dusta
Auramu yg makin pudar oleh sikap tak pasti
Angkuhmu melemahkanku
Bisumu menyurutkan langkahku
Aku lebih baik pergi
Kini semua terasa tiada Makna yang terendap lama
Dan mendekam dalam gugusan matahari
Tak lagi bisa kuraba
Semua seperti kembali kosong
Harapanku akanmu,Seperti menemui titik penghabisannya
Apa gerangan yg terjadi?
Tiba-tiba aku enggan mengumbar rinduku
Tiba-tiba aku ingin berhenti mencintaimu
Mungkinkah karena sikapmu yg makin lama tak lagi membiusku
Perlahan menghilang di balik dusta
Auramu yg makin pudar oleh sikap tak pasti
Angkuhmu melemahkanku
Bisumu menyurutkan langkahku
Aku lebih baik pergi
Langganan:
Postingan (Atom)