Terlalu dingin kau jabar mimpi
Terlampau kosong kukatakan sepi
Tatapan matamu begitu berarti
Seperti permata nefrit dan lazurit
Adakah hari esok akan terjadi
Ataukah kemarin nan tiada abadi
Bahkan kebencian semakin menjadi
Sungguh kau telah binasakan baladi
Kinilah waktunya kurebut kembali
Apa yang telah kau rampas dari kami
Walau harus kusebrangi
lautan air mata
Dan kulalui bersama bahtera kedukaan
Bintang bertabur penuh pesona
Selama surga masih penuh warna
Altar hatiku kian merana
Kubersipukan pada sujud fana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar